Pada kesempatan kali ini, tim EDSA Website mewawancarai Kak Ryan (KR) terkait pengalamannya saat internship dan part-time. Kak Ryan akan memberikan beberapa tips dan membagikan sedikit ceritanya saat menjadi intern di Campuspedia dan Tokopedia, serta part-timer di MechTech.
IN: Halo Kak Ryan! Silakan memperkenalkan diri.
KR: Halo, namaku Achmad Ryan dari angkatan 2018, peminatan Cultural Studies. Untuk magang, yang paling pertama itu di Campuspedia, terus pindah ke Tokopedia, dan sekarang lagi part-time di MechTech--startup yang menyediakan pelatihan software untuk para mahasiswa teknik. Di MechTech sendiri, aku sudah jalan lima bulan, jadi kurang sebulan lagi. Di situ, aku jadi Head of Business Development Department yang tugasnya menganalisis produk kompetitor, termasuk juga hal-hal yang belum ada di bagianku, dan membuat penyesuaian untuk fitting market. Intinya, tugasku adalah meng-improve produk-produk yang ada di MechTech.
IN: Dari beberapa kali internship, projek apa saja yang paling berkesan buat Kakak?
KR: Buatku, projek di MechTech ini sih yang paling berkesan karena aku bisa terlibat dengan banyak orang, mulai dari Chief of Marketing sampai ke CEO-nya sendiri, dan aku bisa bebas berkreasi untuk meningkatkan produk-produk yang ada. Dulu waktu di Campuspedia, aku sebagai Public Relation harus membuat press release ke banyak SMA, dan itu lama-lama membosankan karena kerjaannya monoton.
IN: Kalau boleh tahu, budaya kerja di tempat Kakak bagaimana?
KR: Lebih fleksibel sih sebenarnya kalo di tempatku karena memang tiap orang tipe kerjanya berbeda. Aku sendiri sebagai koordinator hanya butuh waktu sekitar tiga jam untuk mengerjakan bagianku (mengolah kata, minta feedback, dan evaluasi kerja). Nah, setelah bagianku selesai, aku delegasikan projek tersebut ke teman-teman intern yang lain. Untuk sampai ke final projek sendiri butuh waktu sekitar lima jam. Masalah rapat pun hanya sekitar satu jam, dan orang-orangnya bisa diajak kerja sama semua.
IN: Menurut Kakak, saat memilih bidang internship, lebih baik sesuai dengan jurusan atau malah disarankan di luar jurusan? Lalu, kalau pilih selain jurusan, bagaimana cara yang baik untuk memulainya?
KR: Bidang-bidang yang selinier dengan Sastra Inggris itu seperti Content Writer, Copywriter, dan UX Writer ya, nah kebetulan aku kurang berminat di bagian itu. Waktu pertama kali magang di Campuspedia, aku pilih Public Relation mostly karena pengen coba saja sih. Untuk masalah lebih baik pilih yang sejurusan atau tidak, itu balik lagi ke preferensi masing-masing. Aku memang inginnya cari kerja yang di luar Sastra Inggris. Lalu, untuk memulai hal yang baru, berlaku untuk semua bidang juga ya, cari tahu dan research dulu cakupan kerjanya sebelum mulai kerja. Jadi, nantinya tidak kaget dan bisa notice kalau ada yang tidak sesuai dengan job descriptionnya.
IN: Materi perkuliahan apa saja yang pada akhirnya dipakai saat internship atau part-time?
KR: Kalau menurut aku sih yang paling berguna itu materi public speaking, itu membantu banget waktu harus mimpin rapat dalam bahasa Inggris dan pengalaman waktu ikut kepanitiaan dan organisasi sangat berpengaruh.
IN: Bagaimana cara Kakak membagi waktu antara kuliah (sekarang semester 7 dan sedang TWD) dengan part-time dan dulu internship? Jika ada deadline yang bertabrakan, bagaimana cara menyiasatinya?
KR: Aku sendiri selalu bikin to-do list untuk hari selanjutnya, minimal tiga dan maksimal lima. Itu memang tugas-tugas yang harus diselesaikan waktu pagi, sekitar jam 6 pagi sampai 12 siang. Lalu setelah istirahat sebentar untuk makan siang dan mandi, aku lanjut lagi untuk ngerjain tugas, seperti tugas magang dan paper. Jika memang banyak deadline yang tumpang tindih, biasanya aku akan mengorbankan waktu tidur atau waktu untuk gowes (bersepeda). Walaupun agak capek, tapi untungnya gak pernah sampai burn-out.
IN: Saat bekerja di lingkungan profesional, tentu rasa cemas sering muncul, lalu bagaimana cara Kakak menanganinya?
KR: Nah, yang penting harus bisa menerima dan menikmati saja kalau memang nervous, jangan sampai dilawan atau ditolak. Bilang saja kalo memang lagi panik, itu malah tidak masalah.
IN: Apa yang membuat masa internship dan part-time Kakak menjadi lebih berarti?
KR: Satu hal yang pasti, aku bisa kenal banyak orang, tidak sebatas say hi, tapi juga ngobrol dan kerja bareng. Terus, aku juga jadi tahu skill gap-ku dengan teman-teman yang lain karena secara tidak langsung kita adalah kompetitor di dunia kerja masa depan. Untungnya, aku gak pernah membanding-bandingkan diri dengan yang lain, jadi lebih digunakan untuk mengenal karakter orang-orang. Belajar dari lingkungan itu penting.
IN: Internship kakak yang di Campuspedia itu paid atau unpaid?
KR: Dibayar, tapi sedikit. Kalau aku baca baca drama tentang internship, ini kan lagi naik setelah mulai pandemi, sekarang sudah banyak yang speak up tentang unpaid internship. Mungkin memang agak pedas, tapi ini perlu. Kalau kita mau dibayar, kita harus berkaca apa yang bisa kita bawa ke mereka, skill set kita apa. Kalau itu semua bisa terjawab, baru minta bayaran. Sedangkan sekarang mayoritas orang-orang yang mau dibayar itu cuma karena gabut, terus mikir “dibayar gak?”, sedangkan mereka sendiri belum belajar dan belum punya skill set, portofolio. Kalau kita ganti perspektif, gapapa fee dikit, seenggaknya kita bisa belajar banyak. Misalnya mungkin sebelumnya gak bisa google docs, google slide, tapi setelah magang kita bisa jadi pro mengoperasikannya. Mungkin sepele, tapi kalau terus-menerus bisa lebih signifikan belajarnya. Jadi itu sih paid unpaid, mungkin bisa lebih berhati-hati kalau nanya tentang ini. Kita juga perlu berkaca emang kita mau dibayar berapa.
IN: Cara “berkaca” yang kakak sebutin tadi gimana caranya? Bagaimana cara menentukan “tarif” skill kita?
KR: Kita berkaca apa sih yang bisa kita lakukan? Coba posisikan diri kamu jadi bos tau user yang kaya koordinator. Kamu mau gak bayar talent atau orang dengan tinggi tapi cuma bisa fafifu wasweswos tapi gak kasih perubahan yang signifikan? Kalau gitu ya gak mau ngeluarin budget tinggi tapi orangnya gak ada kontribusi signifikan untuk perusahaan. Jadi kita harus tau apa yang kita bisa, kita jago di bidang apa. Gitu sih gampangnya.
IN: Menurut kakak worth ga sih untuk awal-awal, kalau belum punya pengalaman banyak, ambil unpaid internship? Atau tetep cari yang paid aja?
KR: Kalau aku ya, itu worth it. Jadi kita bisa tau kompetitor kita sekarang seperti apa. Tapi kalau kalian unpaid internship, jangan sampai pulang dengan tangan kosong. Minimal kalian connect dengan Linkedin orang-orang di kantor, jalin tali silaturahmi. Misalnya kaya magang yang kecil-kecil di Lingkaran, kamu bisa tanya kaya di Lingkaran interviewnya gimana, ngobrol sama orang yang kerja di sana, kan lumayan dapet tips dari insider. Jadi kita kaya, “Wah ternyata orang-orang nyari magang yang kaya gini ya” jadi dapet gambaran.
IN: Jadi worth it ya kak sebagai starting line?
KR: Iya, sekali dua kali. Tapi kalau belum dapet internship kalian bisa coba dulu volunteer atau organisasi.
IN: Kak ada insight atau tips pas proses recruitment intern itu gimana?
KR: Kalian coba liat link YouTube ini. Sebelum kalian interview atau pas kalian bosen, kalian lihat playlist nya. Itu ada tips-tipsnya untuk interview. Yang penting kalian tau gimana cara ngomong sama HR soalnya aku juga belajar dari sini. Sebelum ini, saranku sih CV kalian ga usah CV yang terlalu berwarna, CV ATS friendly sudah cukup. Hilangkan perspektif kalau CV tuh harus yang sangat berwarna gitu. Kalian kalau bisa jangan yang terlalu berwarna. Aku kalau merasa gak cocok sama CV-nya bakal aku skip, paling liat skill sama strength nya aja, cocok atau gak buat bagian yang didaftar.
IN: Kakak di job description internship juga ikut mengurus applicants?
KR: Iya, aku masuknya user. Ada dua kali interview. Yang pertama interview sama HR, ini lebih general buat ngeliat kamu itu gimana sih personality nya. Kalau user buat tau cocok gak kerja sama aku. Kalian juga jangan cuma tulis deskripsi jobdesk di CV, tapi juga output yang kalian hasilkan. Jadi ada gambaran kalian di posisi itu berhasil apa aja. Summary CV kita juga harus menyesuaikan posisi yang kita daftar, jangan terlalu general dan gak nyambung.
IN: Berarti CVnya juga dibuat sesuai posisi yang didaftar ya?
KR: Bener. Soalnya sependek pengetahuanku, bagian summary menyesuaikan posisi yang mau kita apply. Jangan ambil jasa edit CV di media sosial. Soalnya menurutku pakai yang biasa aja yang penting pengalaman kamu, expertise kamu di bagian apa.
IN: Kalau buat CV yang ATS ada aplikasi khususnya kah untuk bikin?
KR: Setahuku gak ada, tapi ada template nya. Gak ada foto juga untuk menghindari subjektivitas. Kan kadang ada preferensi, kita tau ada yang namanya pretty privilege. Gak ada foto salah satu cara untuk hilangkan pretty privilege dan supaya kita fokus ke pengalaman dan achievement mereka dan apa yang bisa mereka kontribusikan nanti. Nanti isi CV-nya ada pendidikan, experience, pengalaman kerja dan organisasi, kemudian additional seperti TOEFL. Achievement dibuat dalam bentuk poin lalu urutkan dari yang paling baru atau yang paling keren karena pasti dibaca dari atas ke bawah. Cari aja keywordnya nanti CV ATS friendly pasti nanti keluar contoh-contohnya.
IN: Kalau insight untuk tahap interview itu lihat dari link YouTube yang tadi ya, kak?
KR: Iya. Semuanya udah lengkap, ada semua pertanyaan general dan cara jawabnya. Yang beda paling pertanyaan dari user atau kepala departemen yang kalian apply soalnya kan variatif banget. Kadang juga ada pertanyaan yang aneh-aneh, aku pernah ditanya “Kamu kalau panik gimana?” bahkan yang lebih aneh lagi “Kamu lebih suka bakso atau mie pangsit?”. Tujuannya bukan suka atau gak sukanya, hanya ingin tahu sebagai user gimana cara dia jawab, argumennya. Berargumen tanpa menurunkan yang argumen lain. Retorika pemikiran aja yang dinilai intinya.
IN: Kakak pernah daftar intern yang pake psikotes gak?
KR: Psikotes pernah, MBTI juga pernah. Waktu Campuspedia, aku pake MBTI. Saranku, benerin Linkedin dan CV dulu soalnya portofolio kalian di situ kan.
IN: Pas kakak intern ada kendala yang berarti? Bagaimana cara kakak mengatasinya?
KR: Aku adanya yang sepele, sih. Dulu aku sibuk, dan awal-awal kaget ngatur waktu. Aku pake Pomodoro Technique buat time management. Kalau yang berarti, aku di rumah ada keponakan dan aku kurang bermain sama keponakanku. Kurang waktu nongkrong juga. Mungkin kedengaran sepele tapi signifikan buat aku. Jadi aku belajar time management yang lebih baik, kadang aku ngerjain kerjaan sambil ngopi, kan lucu kalau aku kerja-kerja terus, capek.
IN: Ada last statement gak kak buat pembaca-pembaca di luar sana?
KR: Terus belajar dan tetap semangat.
Yuk baca lagi tentang Internship Talk lainnya di sini.
Comments
Post a Comment