WHAT TO READ NEXT

Internship Talk with Kak Akbar ‘18


Pada artikel kali ini, Kak Akbar (KA) akan memberikan insight seputar dunia Internship melalui pengalaman Intern nya di salah satu Startup Online Travel Agent (OTA), Tiket.com.


IN: Silahkan untuk memperkenalkan diri dulu, kak. 

KA: Namaku Akbar Fauzi, bisa dipanggil Akbar. Aku angkatan 2018 dan sedang intern di Tiket.com salah satu industri OTA (Online Travel Agent) posisi English Content Writer Intern. Sudah jalan sekitar 3 bulan dan diperpanjang lewat kontrak program Kampus Merdeka yang bisa dikonversikan ke beberapa SKS agar bisa lulus. Sebelum ini, aku pernah magang di Good News From Indonesia, media yang memberitakan kabar baik sekitar Jatim-Jakarta. Di sana, tugasku mengurus Facebook komunitas. Selain itu aku juga salah satu XLFL awardee batch 9 dan Erasmus+ International Credit Mobility Grantee ke Spanyol awal tahun depan.


IN: Dari masa internship yang sekarang, apa jobdesk kakak disana?

KA: Jobdesk ku sebagai Content Writer Intern itu pertama dikasih brief atau instruksi tentang tema dan topik yang harus ditulis lalu discuss bikin outline nya gimana, poin yang dibahas di artikel bakal apa saja, cari gambar, dan menulis artikel. Jamnya juga cukup fleksibel yang penting selesai tepat waktu. Sekarang aku lagi dikasih tugas untuk bikin copy promosi di aplikasi Tiket.com. tepatnya untuk Banner dan Landing Page. Kan biasanya di aplikasi ada promo dan penjelasan diskon, Banner itu tulisan diskonnya dan Landing Page itu penjelasan diskon. Bisa dibilang ini juga ranah Copywriter. Awalnya fokus aku hanya Content Writer tapi pas memperpanjang lewat Kampus Merdeka, aku dapat tugas tambahan lain yaitu bikin copy. Full-timer disini juga kebanyakan seperti itu. Pokoknya harus paham cara bikin short form dan long form konten.


IN: Selama masa itu, apakah kendala yang dihadapi dan bagaimana kakak mengatasinya?

KA: Gak ada kendala bermakna, karena sudah jelas instruksinya dan tinggal nulis artikel sesuai yang diminta. Kendala kecil ada saat menulis hotel atau destinasi wisata yang belum pernah aku tuju, jadi hanya dapat info dari Google atau web lain. Tapi sulit juga karena belum ada experience langsung disitu. Kendalanya bagaimana menulis hal-hal yang belum pernah dirasakan langsung. Cara mengatasinya, riset tentang destinasi tersebut kemudian bahasanya ditulis dengan kata-kata sendiri. Kalimatnya dibuat luwes dan santai.


IN: Bagaimana budaya kerja di tempat kakak internship?

KA: Budaya kerja disini cukup enak. Aku WFH terus dan memang dibolehin untuk WFH. Belum ada rencana untuk WFO. Budaya kerja yang fleksibel dan tidak ada senioritas. Full-timer disini juga cukup open, baik, santai, dan cukup kocak. Kalo kamu tau Dewi Sutrisno, seorang Copywriter dan selebtweet, orangnya kocak juga kok. Aku rasa budaya disini tidak ada birokrasi yang baku.


IN: Project internship apa yang menurut kakak paling berkesan?

KA: Cukup bingung karena projeknya mirip-mirip. Nulis artikel dan copy buat Landing Page dan Banner. Tapi menurutku yang berkesan itu saat buat Banner dan Landing Page. Karena harus buat copy yang persuasif. Content Writer itu hanya kasih informasi dan soft selling, tapi kalo Copywriter itu bagaimana cara menulis yang singkat, padat, dan bisa persuasif ke orang lain. Ini menurutku yang menarik dari projek ku sekarang. Belajar marketing juga, bukan sebatas nulis saja.


IN: Menurut kakak, saat pilih posisi internship apakah lebih baik sesuai jurusan atau coba di luar itu?

KA: Sebenarnya tidak harus sama. Sastra Inggris juga tidak terlalu relate sih ke Content Writer atau Copywriter. Mereka lebih relate ke Ilmu Komunikasi. Tapi yang penting itu bagaimana kita align apa yang kita punya dengan apa yang company minta. Fokusnya itu cari gimana kita bisa menambah value ke company yang kita tuju. Mereka hiring orang yang bisa menyelesaikan masalah. Aku di hire karena bisa nulis yang cukup oke dalam bahasa Inggris untuk bikin artikel blog supaya bisa raise brand awareness. Jadi fokusnya cari hal apa yang kita punya dan dicari company. Cari common ground atau hal yang bisa dibawa ke posisi yang kita apply.


IN: Menurut kakak. apa saja yang harus dimiliki sebelum internship?

KA: Pemahaman jobdesk nya minta apa saja dan apa yang dilakukan. It’ll be nice kalo ada pengalaman. Sebelum ikut intern Tiket dan GNFI, aku ikut AIESEC dan bantu di bagian Creative Copy untuk microblog. Jadi ada bukti nyata kalo aku pernah kerjain proyek dan ada hasil yang aku tulis di sosmed. Kalo belum ada pengalaman yang dikira relevan, bisa ikut online class aja. Itu bisa jadi bekal untuk apply. Dan siapkan hal apa yang bisa kita bawa ke company. Itu saja mungkin.


IN: Menurut kakak, apa saja yang harus diperhatikan dan dipelajari saat masa internship?

KA: Kita harus bisa perform. Bisa kasih result sesuai ekspektasi user atau team. Kalo gak sesuai, mereka kecewa. Tujuan hiring intern kan untuk meringankan tugas mereka tapi malah memberatkan. Jadi harus bisa achieve. Harus proaktif juga. Kalo bingung lebih baik tanya daripada salah. Salah juga gak bisa dihindari. Intern wajar kalo salah tapi yang penting selalu bisa improve diri. Kalo salah harus tau apa yang diperbaiki. Supervisor juga bakal senang kalau kita terbuka untuk belajar hal baru dan ilmu baru.


IN: Hal apa saja dari perkuliahan yang bermanfaat saat masa internship?

KA: Lebih ke bahasa Inggris itu. Karena di Sastra Inggris kan pakai bahasa Inggris. Aku juga nanya ke supervisor kenapa aku diterima, jawabannya karena sesuai dengan yang dicari setelah ikut tes untuk tulis sample artikel yang kemudian di review mereka. Pemahaman bahasa anak sasing sama non sasing beda. Ilmu linguistik juga membantu walaupun aku dari minat Literatur tapi kan pernah belajar tentang itu jadi tau tata bahasa yang bagus itu gimana. Kalo boleh saran, coba belajar juga selain academic writing. Itu untuk tujuan akademis tapi kurang relate sama yang dicari company. Mereka cari yang bisa creative writing seperti Content Writer dan Copywriter yang bisa selling atau raise brand awareness. Itu semua bisa dipelajari dari buku atau online course.


IN: Bagaimana kakak membagi waktu antara internship dan kuliah?

KA: Aku gak ada tips tersendiri karena aku juga gak terlalu bagus bagi waktu. tapi penting untuk tau prioritas kita gimana. Ada diagram Eisenhower matrix. Itu ada 4 diagram, ada skala urgent, important, dan lain lain. Nah setelah coba paham diagram ini, bisa tau kegiatan apa yang harus dikerjain duluan atau nanti. Sekarang aku di semester 7 juga lagi gak banyak kelas. Tapi semester sebelumnya ya cukup banyak. Pokoknya harus paham prioritas yang perlu dikerjain duluan.


IN: Apakah kakak pernah merasa nervous saat internship karena itu adalah praktek di  lingkungan profesional? Kalau pernah, bagaimana kakak mengatasinya?

KA: Aku juga mengalami ini karena kalah pengalaman dan pemahaman dibanding yang lain. Tapi gak perlu nervous lama lama, yang penting coba memberikan yang terbaik. Gak selamanya umur jadi pembeda karena kita bisa catch up pengalaman juga. Yang terpenting bisa menunjukan performa terbaik dan coba memberikan yang terbaik.


IN: Menurut kakak bagaimana membuat masa internship itu berarti?

KA: Coba buat meaningful connections. Mencoba lebih kenal supervisor atau teman yang lain. Karena kita bisa belajar hal lain selain kerja, seperti belajar adulting life. Bagaimana cara hidup orang dewasa, belajar career mapping, dan lain lain. Aku juga diskusi ini dengan supervisorku atau mentor. Mereka juga terbuka dan senang untuk sharing pengalaman. Saat intern aku juga merasa dikasih peluang untuk coba hal-hal baru dan aku coba lakukan semaksimal mungkin.


IN: Terakhir, apa ada hal lain atau last statement yang ingin disampaikan kepada pembaca?

KA: Jangan cari kerjaan karena orang lain bilang itu keren. Cari kerjaan yang kira kira sesuai sama diri kita. Itu yg menurutku penting banget. Kalau kita kerja tapi gak sesuai kan jadi seperti beban. Kalau tertarik tentang self awareness dan karir, bisa baca buku Fellexandro Ruby judulnya You Do You. Aku lagi baca buku itu dan kepikiran karir kedepan enaknya gimana. Ada point menarik banget tentang suatu mindset dimana sebenarnya dalam hidup, pilihan kita gak ada yang sepenuhnya salah atau benar. Tergantung dari bagaimana kita memilih hidup yang kita inginkan. Misalnya bingung antara dua pilihan pekerjaan. Coba reflect aja yang lebih cocok untuk diri sendiri itu kerjaan yang mana. Itu pentingnya self awareness.

Comments