Perspectives bertujuan untuk mengenalkan peminatan lebih dekat berdasarkan pengalaman masing-masing narasumber. Kali ini, kita akan membahas peminatan Literature bersama Kak Marsya (KM).
IN: Halo, kak. Sebelumnya, silakan memperkenalkan diri.
KM: Halo, namaku Marsya angkatan 2018, aku ambil peminatan Literature.
IN: Bisa diceritakan latar belakang kakak ambil peminatan ini.
KM: Karena aku lebih suka baca karya sastra daripada menonton film. Dulu sebenarnya nilai aku lebih tinggi di Linguistik dan penasaran juga ke CS (cultural studies) tapi aku lebih enjoy di Literatur. Jadi aku pilih Literatur. Dasarnya ya kamu harus suka analisis di bidang peminatan itu.
IN: Menurut kakak skill apa yang diperlukan untuk peminatan ini?
KM: Kalau dibanding sama CS, Literatur itu lebih banyak baca karya sastra dan buku teori dalam waktu singkat. Jadi harus bisa banyak baca.
IN: Tadi kakak bilang baca buku ya. Nah, itu baca biasa atau sambil taking notes?
KM: Pertama tentuin genre nya, klasik atau kontemporer. Menurut aku kontemporer lebih mudah karena bahasanya. Jadi nanti taking notes dari hal-hal yang menarik perhatian kamu. Oiya, kalau kamu mau pakai novel yang kontemporer jadi objek penelitian itu boleh yang penting ada isu menarik yang dibahas. Misalkan Feminisme. Dalam sebuah novel ada karakter perempuan yang degrading tokoh laki-laki, yang mana bertentangan sama budaya patriarki. Nah, nanti dengan teori Feminisme kamu bisa analisis perilaku tokoh perempuan tersebut.
IN: Wah mirip CS, ya
KM: Memang tidak beda jauh. Gampangnya kalo mau bahas teori Feminisme di novel itu masuknya ke Literatur tapi kalo teori Feminisme untuk bahas film atau budaya masyarakat masuknya ke CS.
IN: I see. Oke, pertanyaan selanjutnya, peminatan ini ada stereotipnya, kak?
KM: Hmm, tidak terlalu ya. Mungkin karena kita banyak baca buku dikira lebih rajin, pintar.
IN: Mungkin kakak bisa klarifikasi. Memang kalau ambil peminatan Literatur bisa cepat lulusnya, ya?
KM: Pertanyaannya pas banget. Kemarin aku habis sidang seminar proposal dan memang keliatan cepat karena lebih terstruktur. Dosen Literatur minta untuk mengumpulkan tugasnya setiap minggu. Memang pressure tapi itu yang bikin kita bisa bareng-bareng dan tidak ketinggalan, tapi nanti kalau skripsi tetap balik ke masing-masing individu.
IN: Matkul di peminatan Literatur yang paling menantang apa, kak?
KM: Literary Criticism. Menurut aku karena setiap minggu perlu bikin mind map dan analisis karya sastra dari berbagai medium. Bisa film, short story, poem, music video. Teorinya juga makin keatas, makin susah.
IN: Oh jadi di Literatur tidak hanya bahas buku, kak?
KM: Iya, Literary Criticism ini mencakup semuanya. Literatur dan CS memang tidak beda jauh.
IN: Suka duka kakak di peminatan ini apa saja?
KM: Suka nya karena aku jadi bisa lihat perspektif lain dari membaca lewat mengetahui banyak teori. Contohnya Feminisme, Marxisme, dan lain-lain. Aku juga bisa lihat representasi isu dari satu karya sastra dan itu menarik banget. Duka nya banyak baca. Soalnya aku lebih suka fiction tapi disini juga harus baca buku teori dan karya sastra klasik. Aku susah baca karya klasik karena harus dikaitkan dengan historical context. Analisis drama juga susah menurutku.
IN: Gimana perasaan dan pengalaman kakak selama menjalani peminatan ini?
KM: Senang, sih. Dari tau ada peminatan aku sudah mau ambil Literatur. Kalau dibandingin ya, Linguistik menurutku lebih matematis, kalau CS isu dan objeknya terlalu luas. Kalo Literatur itu seperti ada batasan objeknya jadi aku lebih merasa secure. Aku juga lebih suka baca karya sastra karena bisa berimajinasi dan interpretasi lebih bebas dibanding menonton film yang sudah ada visualnya.
IN: Objek yang diteliti di peminatan ini selalu buku, kak?
KM: Kalau untuk skripsi teks tertulis. Novel, graphic novel, poem, naskah drama. Kalau objek yang film, MV itu lebih ke ranahnya CS. CS sama Literatur mirip ya makanya dulu digabung. Perbedaan antara keduanya ada di objek penelitiannya itu.
IN: Keunikan peminatan Literatur apa, kak?
KM: Lebih banyak terekspos ke karya sastra dan kita bisa benar-benar menginterpretasikan karya sesuai dengan visualisasi yang kita punya.
IN: Tips memilih peminatan yang tepat gimana, kak?
KM: Pilih yang kamu suka. Tapi pertama kenalin dulu peminatannya. Kalau Literatur ya baca buku, naskah drama, puisi. Kalau CS lebih ke budaya masyarakat, fenomena. Kalau Linguistik lebih matematis, terstruktur. Sederhananya kamu lebih matematis atau analitis.
IN: Jika sudah masuk ke peminatan lalu mau pindah ke peminatan lain bisa gak, kak?
KM: Kalau tidak salah bisa tapi ada batasannya. Seingatku kalau sudah masuk semester 6, gak bisa ganti. Kalau mau pindah juga agak ribet karena harus konsul ke dosen wali dan lain-lain.
IN: Kak banyak teman-temanku bingung antara CS sama Literatur karena mirip. Ada yang mau disampaikan ke mereka?
KM: Kalau kamu lebih suka riset yang mengobservasi fenomena sosial dan budaya yang bisa dikaitkan sama banyak hal pilih CS. Kalau Literatur lebih terstruktur karena ada batasan objeknya itu.
IN: Tips buat yang mau ambil Literatur apa, kak?
KM: Biar mudah pas buat penelitian nantinya, perbanyak baca buku, cari objek dan baca teori.
IN: Ada sesuatu yang mau diceritakan, kak?
KM: Hmm.. Ini sih nanti semester 5 itu susah. Semester 6 susah tapi lebih susah semester 5 karena banyak banget tugas paper. That’s the first time I feel devastated ngerjain tugas. Makanya itu pilih yang kamu suka karena sesusah apapun nanti tetap bakal ada motivasi. Mata kuliah skill (reading, listening, writing, speaking) itu berguna banget untuk di semester atas. Contohnya pas ELPT yang buat syarat lulus. Awalnya skor aku kurang dan kemarin aku ambil tes ELPT lagi dengan minim persiapan dan alhamdulillah lulus. Menurutku faktor terbesar adalah karena aku benar-benar mengikuti perkuliahan basic skills tadi. And one of my favorite lecturers is Ma’am Rina. Walaupun suka tanya-tanya mendetail, tapi aku dapet banyak insight Literatur dari beliau dan aku juga kagum sama beliau.
IN: Pesan kakak ke anak-anak yang udah yakin bakal pilih Literatur apa, kak?
KM: Sudah bagus kalau kamu yakin pilih Literatur. Kamu sudah punya base untuk hadapi obstacle di Literatur. Kamu harus lebih kritis sama yang kamu baca dan embracing differences itu penting ketika kamu terekspos dengan berbagai macam isu dari banyak buku yang kamu baca. Jangan hanya buat belajar saja tapi juga di lingkungan sosial dan pertemanan. Kamu bakal ketemu orang yang berbeda-beda dan Literatur bisa membuat kamu belajar banyak hal untuk menghadapi itu.
IN: Last statement untuk para pembaca, kak?
KM: Pokoknya entah kamu masuk Sasing karena keinginan, paksaan, atau apapun, coba selama semester satu sampai empat kamu cari hal apa yang menarik buat kamu. Apa kamu suka analisis struktur bahasa di Linguistik, suka baca karya sastra di Literatur, atau CS yang bahas banyak aspek dalam fenomena sosial, budaya, dan film. Kamu juga harus yakin sama pilihan kamu dengan mempertimbangakan konsekuensi dari setiap peminatan tersebut. Kalau misal CS, mungkin penelitianmu akan memakan waktu lebih lama dan isunya, setauku, lebih sulit. Kalau Literatur, beban terberat ada di banyak baca karya dan teori bersamaan dalam waktu singkat.
IN: Terakhir banget kak, kalau bisa diulang lagi apakah kakak bakal pilih peminatan lain?
KM: Enggak. Aku tetap pilih Literatur.
IN: Terima Kasih kak Marsya untuk insight nya! Semoga perjalanan kakak kedepannya selalu lancar, ya.
Yuk, baca perspektif lain tentang Literatur di sini.
Comments
Post a Comment