WHAT TO READ NEXT

Perspectives on Linguistics with Kak Diaz

Kak diaz sasing unair


Perspectives memiliki tujuan untuk memperkenalkan peminatan di jurusan Bahasa dan  Sastra Inggris lebih dekat melalui pengalaman dari masing-masing narasumber. Kali ini, kita akan membahas mengenai peminatan Linguistics bersama Kak Diaz (KD).


IN: Halo, Kak. Silakan dimulai dengan perkenalan diri dulu.

KD: Namaku Diaz Adrian dari angkatan 2018 dan kebetulan mengambil peminatan Linguistik di jurusan Bahasa dan Sastra Inggris.


IN: Kak bisa diceritakan latar belakang kakak memilih peminatan Linguistik.

KD: Sebenarnya waktu pertama kali masuk ke Departemen Bahasa dan Sastra Inggris, aku sudah ada niat buat ambil peminatan Linguistik. Alasannya karena aku sendiri suka dan penasaran dengan bagaimana bahasa kita bekerja. Aku juga sudah tahu sedikit kalau ada ilmu yang namanya Linguistik waktu di SMA dulu. 


IN: Menurut pengalaman Kak Diaz selama belajar peminatan Linguistik, skill apa saja yang harus dipersiapkan dan diperhatikan oleh teman-teman yang berminat memilih peminatan Linguistik?

KD: Kalau skill sebenarnya sama seperti peminatan CS (Cultural Studies) dan Literatur, sih, karena kita semua dari Departemen Bahasa dan Sastra Inggris. Teman-teman harus memperdalam dan mengasah semua hal yang dipelajari di kelas skill, misalnya Listening, Reading, dll. Semuanya harus dipelajari baik-baik karena mereka akan jadi fondasi dan bekal untuk mata kuliah di semester atas. Selain itu, melatih skill analisis juga penting karena kita tentu akan menganalisis bahasa. Nanti teman-teman akan belajar EMS (English Morphology-Syntax), EPP (English Phonetics-Phonology), dan ESP (English Semantics-Pragmatics) yang merupakan 3 mata kuliah wajib dari Linguistik murni yang bakal mengasah skill analisis kalian di Linguistik dan juga sebagai fondasi buat yang ingin masuk ke peminatan ini. Terakhir adalah berpikir kritis yang sebenarnya harus dimiliki seluruh mahasiswa di peminatan mana saja.


IN: Kak ada beberapa stereotip tentang Linguistik yang katanya susah karena ada hitung-hitungan dan harus menganalisis bahasa. Bagaimana pendapat Kak Diaz sendiri tentang stereotip itu?

KD: Kalau untuk hitung-hitungan memang ada, tetapi itu mata kuliah Statistika dan lebih untuk kepentingan penelitian kuantitatif bukan di dalam pembelajaran linguistiknya. Itu pun bukan mata kuliah wajib, jadi sebebas mahasiswanya mau pilih atau tidak. Untuk yang kedua, sebenarnya tingkat kesulitan semua peminatan sama saja karena kita semua sama-sama memang nanti bakal menganalisis sesuatu, seperti CS (Cultural Studies) yang menganalisis budaya, Literatur yang menganalisis karya sastra, dan Linguistik yang menganalisis bahasa. Tingkat kesulitannya sama saja, tinggal disesuaikan dengan minatnya kita.


IN: Selama Kak Diaz ada di peminatan Linguistik, kira-kira ada mata kuliah yang menurut kakak menantang?

KD: Menurutku yang paling menantang itu Statistika karena di situ kita juga belajar untuk penelitian kuantitatif dan uji korelasi juga, seperti Student T Test dan Chi-Square. Discourse Analysis juga menantang karena dituntut buat benar-benar berpikir kritis dalam menganalisis suatu wacana dan tugasnya juga lumayan berat. Ada tambahan juga, mata kuliah Psycholinguistics. Yang kita pelajari di situ salah satunya adalah tentang fisiologi manusia dalam memproduksi bahasa, cocok buat teman-teman yang lulusan SMA jurusan IPA.


IN: Keunikan apa saja yang ada di peminatan Linguistik dibandingkan peminatan lainnya?

KD: Sebenarnya di buku pedoman sudah kelihatan kalau kita lebih odd one out dibandingkan Literatur sama CS (Cultural Studies). Kalau mereka berdua, kan, kelihatan lebih nyambung satu sama lain. 


IN: Tadi di awal kakak cerita kalau di Linguistik dapat banyak ilmu yang menarik, kalau boleh tahu ilmu apa saja yang menurut kakak menarik? 

KD: Aku belajar banyak hal-hal baru tentang bahasa dan berpikir kalau bahasa memang sekompleks itu. Jadi, kita selama ini take language for granted. Padahal kalau dipikir-pikir, tanpa bahasa kita tidak bisa berkomunikasi dengan yang lain, kan? Contohnya, di mata kuliah Sociolinguistics, aku jadi tahu kalau bahasa itu sangat berpengaruh di kehidupan sosial dan berpikir kalau bahasa memang sangat menarik untuk dipelajari, tidak cuma belajar grammar atau yang lainnya.


IN: Oh, iya, Kak. Perbedaan mata kuliah Sociolinguistics sama Discourse Analysis itu apa ya, Kak?
KD: Sociolinguistics itu lebih ke belajar tentang bagaimana bahasa mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungan sosial. Kalau Discourse Analysis itu lebih ke analisis wacana teks, kadang teks berita atau bahkan teks yang ada di iklan.


IN: Suka dan duka Kak Diaz selama belajar peminatan Linguistik apa saja, Kak?

KD: Sukanya karena aku bisa belajar ilmu yang benar-benar menarik tentang Linguistik. Kalau buat dukanya sebenarnya berlaku ke semua peminatan. Ada banyak tugas di semester atas dan lumayan menguras pikiran. Yang terakhir karena sekarang lagi pandemi, ya, jadi harus  melihat layar terus dan itu juga sangat menguras tenaga.


IN: Untuk objek yang diteliti di peminatan Linguistik ada apa saja, Kak?

KD: Sebenarnya semua bisa dijadikan objek asal ada data linguistik/bahasanya. Semisal kita meneliti novel, bukan mengkaji naratifnya seperti peminatan Literatur, tetapi bisa lewat terjemahan novelnya. Kalau film kita tidak meneliti alur ceritanya seperti peminatan CS (Cultural Studies), tetapi lebih ke bahasa yang digunakan oleh karakter film tersebut, misalkan. 


IN: Bisa diceritakan cara memilih peminatan yang tepat menurut Kak Diaz.

KD: Pertama, yang jelas jangan pilih peminatan satu karena tidak suka sama peminatan lainnya karena setiap peminatan sebenarnya saling berhubungan. Misalnya, peminatan CS (Cultural Studies) juga belajar Discourse Analysis yang dipelajari di Linguistik, jadi percuma kalau ada niat buat menghindari peminatan satu untuk lainnya. Kedua, sesuaikan sama yang paling kamu suka, semisal kalau kalian suka menganalisis novel, ya, berarti ambil Literatur. 


IN: Ada beberapa mahasiswa yang kurang confident buat masuk ke peminatan Linguistik karena katanya Linguistik ini harus bisa menghafal dan belajarnya secara struktural. Kira-kira Kak Diaz bisa kasih saran dan semangat tidak untuk teman-teman yang lain? 

KD: Sebenarnya semua peminatan memang diharuskan untuk bisa menghafal jadi sebenarnya sama rata saja. Tidak perlu takut karena semua mahasiswa memang pasti ada yang tidak paham sama beberapa materi, jadi harus bisa menghafal sampai akhirnya jadi benar-benar paham. Kalau untuk meng-encourage teman-teman semua, seperti saranku tadi, harus dipersiapkan basic English skill kalian dari awal. Lalu, jangan takut kalau nilainya sedikit kurang bagus di awal karena selama kalian menikmati mata kuliahnya, jadi tidak bakal terasa berat belajar di Linguistik. 


IN: Apakah kalau di peminatan Linguistik harus penelitian kuantitatif semua, Kak? Atau bisa pakai penelitian kualitatif juga?

KD: Kedua-duanya bisa semua, kok, tergantung mahasiswanya yang mau meneliti apa. Contohnya, di mata kuliah Anthropolinguistics sendiri tidak bisa pakai metode penelitian kuantitatif. Sekadar info tambahan, mayoritas teman-temanku malah pakai penelitian kualitatif dibandingkan dengan kuantitatif. Penelitianku juga membahas tentang iklan, Multimodal Analysis. 


IN: Yang bisa belajar mata kuliah Statistika cuma anak Linguistik, kah?

KD: Oh, iya. Namanya juga Statistics for Linguistics, jadi anak Literatur dan CS (Cultural Studies) tidak bisa ambil, tetapi karena sekarang sudah ada program Kampus Merdeka, mungkin teman-teman peminatan lainnya bisa ambil mata kuliah itu.


IN: Terakhir, mungkin kakak bisa memberikan last statement untuk teman-teman semua.

KD: Pesanku buat teman-teman yang masih di semester awal, perkuat fondasi English skill kalian karena itu akan membantu banget, baik untuk semester atas maupun setelah lulus. Kedua, jangan memilih peminatan satu karena kurang berminat sama peminatan lainnya dan pilih yang memang menarik minat kalian. Ketiga, untuk teman-teman yang memang berminat di Linguistik, kalian juga harus paham betul di mata kuliah Theoretical Linguistics, EPP (English Phonetics-Phonology), EMS (English Morphology-Syntax), dan ESP (English Semantics-Pragmatics). Terakhir, jangan khawatir kalau nilai kalian tidak straight A di awal mata kuliah Linguistik karena, ya, kalau kalian memang suka, pasti bakalan merasa enjoy selama kuliah.

IN: Terima kasih banyak sudah berkenan sharing ke teman-teman tentang peminatan Linguistik dan insight lainnya. Sukses selalu, Kak Diaz!


Kalian juga bisa membaca tentang perspektif peminatan Linguistik dan peminatan lainnya di sini.


Comments