WHAT TO READ NEXT

Perspectives on Linguistics with Kak Ari

Kak ari linguistik sasing unair

Perspectives bertujuan untuk mengenal lebih dekat dengan peminatan-peminatan di jurusan Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Airlangga berdasarkan pengalaman masing-masing narasumber. Kali ini, kami akan mengulik peminatan Linguistics bersama Kak Ari (KA).  

IN: Halo, Kak Ari. Silakan memperkenalkan diri terlebih dahulu.

KA: Halo, saya Yusuf Ari Saktianto bisa dipanggil Ari dari angkatan 2017, sekarang semester 8 dan sebentar lagi saya sidang skripsi. Saya ambil peminatan Linguistics.


IN: Bisa tolong diceritakan awal mula ambil Linguistics sebagai peminatan?

KA: Awalnya, ketika saya menjadi maba di prodi Sastra Inggris Unair, yang ingin saya pelajari itu bukan sastra, melainkan bahasa dan saya kira yang akan dipelajari ya, Bahasa Inggris tersebut. Saya merasa kesulitan dalam belajar sastra seperti membaca novel dan mengkritisi bahasa-bahasa yang puitis. Semakin semester atas, saya sadar bahwa bukan melulu tentang bahasa Inggris yang diteliti, tetapi ilmu bahasa (Linguistics) secara luas dan dapat dikaji melalui polanya, penggunaannya, bagaimana bahasa digunakan oleh penuturnya, dan bagaimana bahasa diolah di otak manusia. 


IN: Ternyata sangat luas ya kak pokok bahasan aspek Linguistics ini. Menurut Kak Ari, skill apa saja yang harus dimiliki atau dikuasai jika mengambil Linguistics?

KA: Menurut saya, harus punya minat terhadap bahasa ya. Bukan berarti kalian harus suka belajar bahasa asing seperti saya tetapi ada minat memperhatikan bahasa, mengutak-atik bahasa, ya seperti itu. Karena nanti saat penelitian untuk skripsi kita, yang kita ulik adalah bahasa dan fenomena di sekitar bahasa itu sendiri. Sebagai contoh, dalam kasus wawancara seperti ini, “Kenapa ya Kak Ari menggunakan sapaan ‘saya’, kenapa engga ‘aku’” Nah itu bisa dibahas menggunakan teori-teori dalam Linguistics. Pertanyaan “kenapa” dapat menimbulkan rasa penasaran untuk cari tahu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kasus tertentu. 


IN: Oh, begitu. Menurut Kak Ari, ada stereotip tertentu tidak buat teman-teman yang ambil minat Linguistics

KA: Saya mendengar beberapa stereotip seperti “Linguistik itu peminatan eksak”, tapi menurut saya tidak semua mata kuliah minat Linguistics termasuk eksak / ilmu pasti. Karena itu tergantung cara kita berpikir terhadap framework mata kuliah yang diajarkan atau bisa disebut juga interpretatif –mulai dari bagaimana kita memaknai bahasa, pengguna bahasa, dan pemahaman makna. Hasil penelitian dari Applied Linguistics itu kan bukan fixed product, melainkan flexible/interpretative karena adanya keterlibatan kita dengan manusia lain, budaya, dan adat. Nah ketika dikaitkan dengan manusia atau beyond the language itu bukan ilmu eksak, karena manusia itu subjektif. Jadi, Linguistics itu tidak semuanya termasuk ilmu eksak. Tapi memang, fokus kami adalah ke penelitian atau teori-teori yang berkaitan dengan bahasa.


IN: Menurut Kak Ari, apa mata kuliah minat Linguistics yang paling menantang sejauh ini?

KA: Ada beberapa sih yang menurut saya menantang. Dulu, Discourse Analysis, itu mirip seperti Semiotik. Kita menganalisis suatu kasus tapi tetap fokus di ranah bahasanya contohnya sebuah berita keberhasilan seseorang dalam studinya. Namun, yang ditonjolkan malah lekuk tubuhnya, bukan kepintarannya. Nah apa makna dibalik tulisan tersebut? Jadi, Discourse Analysis terbilang kompleks ya, banyak sekali yang harus kita teliti seperti berpikir bagaimana bahasanya, strukturnya, sudut pandang penulisnya, pengaruh sosial yang dihadapi oleh penulisnya, dll. Psycholinguistics cukup menantang juga waktu itu. Di sana kalian akan belajar biologi –bagaimana relasi tubuh makhluk hidup terhadap kemampuan berbahasa, seperti ketika seseorang mendengar suatu suara, bagaimana respons struktur otak dan saraf kita, bagaimana bisa memahami kata dan makna tersebut. Di sana juga banyak mendapat kosakata baru dari bagian-bagian otak dan saraf-saraf otak. Anthropolinguistics –fokus studi skripsi saya, itu juga cukup menantang ya. Nah, di sini kita harus mencari tahu bukan hanya bahasa, tetapi underlying reasons nya. Dalam skripsi saya, saya tidak membahas bahasa Inggris, tetapi membahas kelas Bahasa Korea. Saya meneliti tentang pengulangan kata yang digunakan oleh guru di Korea dan menghubungkannya dengan kebudayaan Korea, filosofi kehidupan orang Korea, kenapa bahasa Korea ada tingkatan seperti bahasa Jawa (ngoko, kromo, inggil), dan filsafat Konfusianisme. 


IN: Wah, sangat kompleks ya ternyata. Kak, aku baru semester 4 dan dapat matkul English Morphology-Syntax, aku merasa hanya belajar bersifat ‘textbook’ saja. Padahal dalam Applied Linguistics akan belajar tentang manusia dan bahasa, bahkan lebih dari ‘textbook’ itu sendiri.

KA: Iya, karena di semester-semester awal masih belajar ‘produk strukturalis’ seperti ilmu eksak contohnya English Phonetics & Phonology, English Morphology & Syntax, dan English Semantics & Pragmatics. Nah itu semua produk strukturalis yang membuat orang awam menyangka “Oh Linguistics itu ilmu eksak ya”, nyatanya kan tidak. 


IN: Selanjutnya, suka duka Kak Ari dalam menjalani perkuliahan minat Linguistics apa? Bisa diceritain, kak?

KA: Suka duka nya apa ya? Hmm kayaknya duka nya gak ada, deh. Balik lagi ke individu masing-masing sih ya, kalo saya kan gemar mencari sesuatu di bidang bahasa. Saya memilih peminatan Linguistics ini memang dasarnya suka mengulik bahasa, kenapa sih dia ngomongnya gitu, apa sih makna dari apa yang dia omong itu, dst. Itu menarik sekali bagi saya, jadi saya pilih minat ini.  Kalo suka nya tentu banyak, dari Second Language Acquisition, Sociolinguistics, Psycholinguistics, Anthropolinguistics, Teaching English as A Foreign Language (TEFL) –saya jadi punya pandangan terhadap bahasa dan pengguna bahasa itu sendiri. Misalnya, ada family factors ketika seseorang bicara dengan nada marah, terlantun cepat, apa sih faktornya dia bicara seperti itu? Bagaimana orang tua membesarkan dia, bagaimana orang tua mendidik saat dia dari kecil hingga remaja? Apa pengaruhnya bagi kemampuan anak menjawab pertanyaan guru di kelas atau sekolah? Bagaimana cara kita belajar bahasa kedua selain bahasa utama kita? Apa yang penting dari kita belajar bahasa? Saya suka sekali ketika mengetahui jawaban-jawaban atas rasa penasaran saya. Saya jadi tahu apa yang harus dan tidak boleh dilakukan dengan bahasa.


IN: Nah, tadi Kak Ari udah jelasin tentang Theoretical Linguistics & Applied Linguistics. Kalo boleh tau, perbedaan dasar dari dua studi itu apa? 

KA: Pembedanya adalah scope of studies nya sih. Kalo Applied Linguistics, hasil penelitiannya itu dapat kita aplikasikan pada masyarakat dan kehidupan sehari-hari dan ada koneksi dengan pengguna bahasa seperti pembelajaran bahasa Inggris, penerjemahan, atau pengembangan kemampuan bahasa. Kalo Theoretical Linguistics tidak diterapkan seperti Applied Linguistics, misalnya seseorang belajar Morphology/Word Formation, lebih ke perkembangan teori-teori ilmu bahasa itu sendiri secara strukturalis. 


IN: Tadi, Kak Ari bahas sedikit tentang Semiotik. Aku sempat bingung sih kak. Sebenarnya ilmu ini masuk ke ranah Linguistics atau Literature, kak? Sementara cakupan ilmunya membahas parole, sistem bahasa, dll.

KA: Sebenarnya, kalo kalian lihat kode matkulnya, Semiotics (LIE / Linguistics English). Memang awalnya itu punya Linguistics, entah bagaimana jadi punya Literature & Cultural Studies. Menurut saya, Semiotics ini kurang lebih mirip dengan Discourse Analysis. Namun, Discourse Analysis lebih fokus ke bahasa nya saja sedangkan Semiotics membahas lebih banyak, seperti bahasa, penataan kamera (angle), eye contact, pewarnaan font teks, dll. Karena sudah punya Discourse Analysis, makanya Semiotics dipindah ke Literature & Cultural Studies.


IN: Oh iya paham. Selanjutnya, boleh tau apa keunikan dan fun facts tentang Linguistics itu?

KA: Keunikannya, kita lebih sensitif ke penggunaan bahasa seseorang, tapi bukan Grammar Nazi ya. Termasuk dosen-dosen di Linguistics juga selektif dalam memilih diksi kata yang tepat. Ada juga dosen yang kuat pada penggunaan tata bahasa, kalau tata bahasa kurang tepat, biasanya dosen tidak mau periksa pekerjaan mahasiswanya. Karena menurut mereka, tata bahasa berperan penting dalam pemaknaan kata. Fun fact yang lain ya seperti penjelasan sebelumnya, Linguistics itu tidak hanya ilmu eksak, tetapi ada juga ilmu-ilmu yang bahkan sangat interpretatif seperti Anthropolinguistics.


IN: Kak, boleh bagi tips nya untuk memilih peminatan yang tepat? 

KA: Menurut saya, kita harus sesuaikan passion, harus sesuai minat yang ingin kita pelajari. Kalau di Linguistics ya rasa ingin mengutak-atik bahasa dan pengguna bahasa. Mata kuliah itu semua sulit, tetapi kalo ada ketertarikan dan minat itu dapat membuat kita bertahan di peminatan tertentu. Padahal banyak lho aspek dari Linguistics untuk diteliti, bukan melulu tentang Phonetics and Phonology, bukan melulu Morphology and Syntax. Ada banyak aspek lain dari Applied Linguistics untuk kita coba pelajari. 


IN: Kak, boleh tau cara pilih objek penelitian di peminatan Linguistics?

KA: Boleh. Yang pertama, jelas ada unsur-unsur kebahasaan. Kalian harus punya ketertarikan terhadap bahasa ini sebagai objek yang harus diteliti, bisa dari omongan orang tua, tetangga, atau di media sosial. Bahasa sendiri itu kan produk kita sehar-hari ya, kita bicara menggunakan bahasa. Yang kedua, ada motivasi sih. Apapun bisa dijadikan objek, tergantung perspektif penelitian kita saja. 


IN: Last statement untuk para pembaca, Kak?

KA: Untuk teman-teman, jangan ragu memilih Linguistics sebagai peminatan nanti. Kalau kalian berpikir Linguistics sulit karena EPP atau EMS, ya just ignore them. Yang penting itu pandangan ke depan, yang akan kalian hadapi di semester-semester berikutnya. Linguistics tidak hanya EPP dan EMS. Ada banyak yang bisa kita pelajari dan bahkan tidak ada hubungannya sama sekali dengan EPP dan EMS. Jadi jangan melihat ke belakang, tapi ke depan. Kita sama-sama belajar kok jadi gak usah minder, hehe. 

IN: Terima kasih banyak Kak Ari sudah meluangkan waktu untuk berbagi perspektif peminatan Linguistics. Semoga lancar sidang skripsinya dan ilmunya bermanfaat untuk lingkungan sekitar. 


Kalian juga bisa membaca tentang perspektif peminatan Linguistik dan peminatan lainnya di sini.

Comments